Kamis, 25 November 2010

mendaur ulang sampah

Entrepreneur adalah orang yang menciptakan pekerjaan yang berguna bagi diri sendiri.
dimana Entrepreneur berasal dari bahasa prancis yaitu Entre
berasal dari kata entrependere yang berarti sebuah usaha yang berani dan penuh resiko (sulit).
Entrepreneur juga adalah orang yang mampu mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai nilai;
Mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap orang lain.
Menurut Edison :
Ada 3 pokok utama yang harus dimiliki :
1. Kenal diri;
2. Percaya diri;
3. Menjual diri.Entrepreneur :
adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita.Hal-hal yang harus dimiliki Entrepreneur :
• pengetahuan (knowledge);
• kemampuan (skill)
• pengalaman (experiences);
• jaringan (networking);
• informasi (information);
• sumber yang ada (sources) :
• uang, bakat, lingkungan, keluarga, dll.
• waktu (time);
• masa depan dan kesempatan (future & opportunity).
Salah satunya bisnis daur ulang sampah yang di sulap menjadi barang-barang yang indah,dari barang yang terbuang menjadi barang yang berharga dan bernilai.dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas yang tinggi agar prodak tersebut dapat diterima oleh masyarakat. selain menguntungkan bagi sipengusaha tersebut dan dengan adanya usaha ini maka terbentuklah lapangan pekerjaan baru yang dapat mengurangi pengangguran.contoh barang-barang daur ulang yang sudah familiar di masyarakat bunga-bunga yang terbuat dari plaatik, tas dan masih banyak lagi bentuknya

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

BAB I
Psikologi Anak
Beserta Nilai Historisnya

Nama yang diberikan untuk cabang penelitian psikologi yang baru ini adalah psikologi anak. Psikologi anak menunjukkan perhatian yang dipusatkan pada fenomena psikologis dari usia prasekolah dan usia sekolah anak.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting. Mengapa? Karena dalam rentang lima masa kanak-kanal (prenatal, masa bayi dan tatih, masa kanak-kanak pertama, masa kanak-kanak kedua, dan masa remaja), priabdi dan sikap seseorang dibentuk. Bila pada masa penting itu seseorang anak ''salah bentuk'', akibatnya bisa fatal. Hal ini kerap dilakukan orang tua, guru, atau orang dewasa karena mereka memiliki pengetahuan yang minim mengenai perkembangan anak.
Hingga kemudian “psikologi anak” berubah dan berkembang menjadi “perkembangan anak”, hal ini untuk menekankan bahwa pusat perhatian sekarang diarahkan pada pola perkembangan anak dari pada aspek perkembangan tertentu.
taraf perkembangan anak manusia itu memang selalu berlainan sifat dan ciri-cirinya seorang bayi misalnya.
Oleh adanya perbedaan sifat dan ciri-ciri setiap perkembangan tadi, orang lalu membuat sistematika dari tiga jenis psikologi, yaitu:
a) Psikologi genetis atau psikologi perkembangan (psikologi anak); dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa.
b) Psikologi umum; yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia budaya yang normal dan dewasa.
c) Gerontologi; yaitu ilmu jiwa yang mempelajari semua permasalahan yang terdapat pada usia tua.

Psikologi Perkembangan Anak tidak hanya memberikan kerangka teoretis buat Anda di dalam mengenal dan mendampingi seorang anak, tetapi juga menyajikan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan.

Seorang ahli psikologi yang terkenal yaitu Karl Buhler pada buku nya mengenai Psikkologi anak yaitu “Die geistige Endwicklung des Kindes” (perkembangan jiwani anak) pada tahun 1918. Dr Spranger menulis buku “psychologie des jugendalters” (Psikologi dari masa muda). Sedang sarjana-sarjana Belanda dalam ilmu pendidikan yang banyak menulis buku anatara lain: Gunning, Kohnstamm, Bigot, Palland, Sis Heyster, J. Bijl, Roels dan Lievegoed. Sarjana lainnya ialah: Meumann, Koffka dan Kroh (Jerman); Dr. Schuyten, Tobie Jonckheere, Decroly (Belgia); Sikorski, dan Pavlov (Rusia); van Wagenburg,




BAB II
Perkembangan DUNIA anak


Apabila kita hendak memahami kehidupan anak bayi dan anak-anak yang masih sangat muda, maka kita harus banyak menyandarkan diri pada observasi terhadap tingkah laku anak-anak tersebut. Sebab anak-anak itu tidak bisa bercerita tentang keadaan diri sendiri, dan tidak mampu mengungkapkan kehidupan psikisnya.

pada saat anak bisa menghayati diri sendiri sebagai AKU atau person, dapat disebut sebagai fase aktif. Pada saat itu, anak mulai menyadari bahwa ia mempunyai kemauan.
Untuk bisa lebih memahami orang lain, harus mengembangkan kemampuan memahami diri sendiri; yaitu memahami perasaan sendiri, dalam kaitan penghayatan terhadap kehidupan emosional orang lain yang tengah berkomunikasi dengan kita..



BAB III
YANg mempengaruhi psikologi anak

Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage (peredaran waktu) tertentu.
Perkembangan dalam pengertian sempit bisa disebutkan sebagai:
“Proses pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik”

Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
1) Fakto herediter (warisan sejak lahir, bawaan)
2) Faktor lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

Dalam unsur kehidupan itu selalu ada tenaga-pendorong-maju (forward impetus) untuk bergiat, berubah dan berkembang.
Anak merupakan agen subyek aktif yang memfungsikan segenap kemampuan dalam proses perkembangannya. Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan yang mendorong segenap mekanisme dari potensialitasnya untuk berfungsi aktif, berkembang dan terus maju. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik itu mengalami proses pematangan, maka terjadilah proses pemekaran dan pembukaan dari “lipatan” pada setiap potensi organisme. Inilah yang disebut sebagai prose perkembangan.



BAB IV
Tahap perkembangan

Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting. Mengapa? Karena dalam rentang lima masa kanak-kanal (prenatal, masa bayi dan tatih, masa kanak-kanak pertama, masa kanak-kanak kedua, dan masa remaja), priabdi dan sikap seseorang dibentuk. Bila pada masa penting itu seseorang anak ''salah bentuk'', akibatnya bisa fatal. Hal ini kerap dilakukan orang tua, guru, atau orang dewasa karena mereka memiliki pengetahuan yang minim mengenai perkembangan anak.

Untuk mendapatkan wawasan yang jelas mengenai perkembangan anak, orang membagi masa perkembangan dalam beberapa periode. Adapun sebabnya ialah sebagai berikut: pada saat-saat perkembangan tertentu, anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama.
Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa-hidup, yang disebut sebagai fase atau perkembangan. Fase perkembangan ini mempunyai ciri-ciri yang relatif sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat.



BAB V
Dasar prinsip PERKEMBANGAN

Psikologi Perkembangan Anak tidak hanya memberikan kerangka teoretis buat Anda di dalam mengenal dan mendampingi seorang anak, tetapi juga menyajikan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan.

psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan logos ilmu pengetahuan. Mengingat jiwa seseorang dapat diketahui,diselidiki melalui prilakunya,maka psiokologi serng dikatakan Ilmu yang mempelajari prilaku manusia. Karena prilaku seseorang adalah hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungan maka prilaku harus dipelajari dalam hubungan dengan lingkungannya.

Prinsip perkembangan yang aktif itu terletak di dalam diri anak sendiri. Jelasnya, perkembangan itu bukan proses yang selalu digerakkan oleh faktor/pengaruh dari luar (di luar individu anak). Tujuan setiap perkembangan adalah: menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri (mandiri).


Perkembangan yang dinamis itu didasari oleh:
1) Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati)
2) Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar,
3) Diperlancar oleh usaha belajar

Anak merupakan pelaku atau author yang bebas merdeka; yaitu leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu pula. Namun selanjutnya anak akan memahami, bahwa kebebasannya pada hakekatnya dibatasi (ada limitasinya) oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi pula oleh kondisi-kondisi lingkungan hidupnya.

Menurut orang jerman bahwa hakekat perjuangan hidup anak manusia dan manusia dewasa ialah: “Thomme passe infiniment Thomme” = manusia itu tidak habis-habisnya berusaha mengatasi kemanusiaannya.

Perbedaan fisik serta psikis anak yang didukung pula oleh perbedaan sistem-nilai anak mengakibatkan perbedaan respons/reaksi masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan, usaha bimbingan, dan upaya pendidikan.

Tercapainya martabat-manusiawi dan kedewasaan itu tidak berlangsung secara otomatis dengan kekuatan sendiri; akan tetapi senantiasa berkembang dengan bantuan orang dewasa.

Perkembangan yang sehat akan berlangsung, jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak.
unsur dinamisme merupakan ciri pokok pada individu anak yang sehat. Jadi, hidup ini berisikan usaha-usaha yang berkesinambungan dan tidak pernah berhenti, karena organisme manusia dilengkapi dengan impuls-impuls untuk memobilisir segenap potensi agar bisa berfungsi sepenuhnya.

Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan baru yang terletak di depannya. Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih tetap konstan sifatnya. Inilah yang disebut sebagai irama perkembangan.

Dalam usaha mempelajari macam-macam kesanggupan baru itu anak dijiwai oleh entusiasme atau kegairahan yang amat besar. Lambat laun, dalam proses pertumbuhannya, suatu peristiwa yang dianggap baru dan mencekam segenap minat serta hatinya, lalu jadi tidak menarik perhatiannya lagi. Sebab ketrampilan baru tadi sudah jadi bagian dari totalitas pola tingkah lakunya, yang kini sudah jadi “otomatis”, bahkan kurang dihayati secara sadar.
Salah satu sukses dalam usah perjuangan seorang ondividu yang matang itu ialah: kemampuan untuk memikul duka derita dalam perjuangannya. Luka lara.
Maka dalam perkembangan anak itu terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, di mana bisa berlangsung titik patah/breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang sukar dipulihkan.

Ciri yang sangat mencolok dalam fase pertumbuhan bayi ialah: kemampuan mental dan daya akalnya pada umumnya berkembang lebih cepat dari kemampuan fisiknya. Keaktifan jasmaniah anak bayi itu berkembang sebagai berikut:
Bulan pertama : melihat, mendengar, mencium/membau
Dan kedua dan merasakan dengan segenap inderanya.
Bulan ketiga : pada akhir bulan ini bayi menegakkan dan menggerak-gerakkan kepala.
Bulan kelima : telungkup dan menggeser-geserkan badan.
Dan keenam
Bulan ketujuh : duduk
Bulan kedelapan : merangkak
Bulan kesembilan : mengangkat badan dan bangkit berdiri
Dan kesepuluh
Bulan kesebelas : merambat, jalan dengan berpegangan
Bulan keduabelas : berdiri sendiri dan mulai berjalan
mengendalikan dan mengontrol ledakan-ledakan kehidupan jiwanya.

Suami istri Clara dan William Stern membagi perkembangan bahasa anak yang normal dalam 4 periode perkembangan yaitu:
1) Prastadium. Pada tahun pertama: meraban, kemudian menirukan bunyi-bunyi.
2) Masa pertama k.l 12-18 bulan. Stadium kalimat-satu-kata. Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan atau satu keinginan.
3) Masa kedua: 18-24 bulan. Mengalami stadium-nama. Pada saat ini timbul kesadaran bahwa setiap benda mempunyai nama. Jadi ada kesadaran tentang bahasa.
4) Masa ketiga: 24-30 bulan. Mengalami stadium-flexi, (flexi, flexico = menafsirkan, mengikrabkan kata-kata).
5) Masa keempat. Mulai usia 30 bulan keatas, stadium anak kalimat.

Anak-anak yang kidal, apabila ia dipaksakan untuk menggunakan tangan kanannya, bisa mengalami trauma psikis dan menjadi gagap.

Waktu bayi itu lahir, dia merupakan “subyek dengan dunianya sendiri” yang melingkupi DIRI sendiri saja. Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah, dan mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan seluruh fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru yang lebih luas; berupa sekolahan, untuk mengembangkan semua potensinya.

Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting. Beberapa teori mengenai fungsi pengamatan ini dipaparkan oleh Meumann, Stern dan Oswald Kroh.
pengamatan anak selama periode sekolah rendah itu berlangsung sebagai berikut:
1) Dimulai dari pengalamatan kompleks totalitas, menuju pada bagian-bagian/onderdil
2) Berangkat dari sikap pasif menerima, menuju pada sikap pamahaman: aktif, mendekati, dan mencoba mengerti
3) Bertitik tolak dari AKU, menuju kepada obyek-obyek dunia sekitar dan milieunya
4) Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas

Usia 5-11 tahun disebut pula sebagai masa latensi (latensi latens, latere = tersembunyi, belum muncul, masih terikat). Pada periode ini macam-macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan”, belum mekar, belum terpakai. Maka akhir masa latensi itu disebut sebagai masa pueral atau pra-pubertas.
Masa pueral atau pra-pubertas ini ditandai oleh perkembangannya tenaga fisik yang melimpah-limpah. Keadaan tersebut menyebabkan tingkah laku anak kelihatan kasar, canggung, brandalan, kurang sopan, liar dan lain-lain. Periode percepatan tumbuh dengan bertambahnya berat badan dan panjang tubuh dengan ukuran tidak konstan ini pada umumnya berlangsung pada usia 11-15 tahun pada anak-anak gadis, dan umur 13-18 tahun pada anak-anak laki.
Peningkatan aktivitas tersebut bukannya berarti peningkatan agresivitas anak; akan tetapi
Semua kegiatan itu dimungkinkan oleh adanya prinsip perkembangan yang aktif –dinamis pada anak.
Anak-anak laki-laki dan anak perempuan yang berkumpul bersama-sama pada usia ini lebih banyak didorong loleh faktor rasa-ingin-tahu (curiousity); dan bukan oleh masalah-masalah seksual. Aktifitas mereka bersifat netral. Bahkan ada kalanya bersifat “ofensif”; yaitu saling mengganggu , saling berolok-olok, bahkan kadang-kadang juga melakukan perkelahian.

Pada usia pubertas tersebut muncul pula aspirasi-aspirasi (peranan, usaha peningkatan), impian-impian hidup, dan cita-cita paling mulia tinggi. Tapi sebaliknya mungkin pula dibarengi timbulnya nafsu-nafsu rendah dan fikiran-fikiran yang paling inferior pada anak puber.

Identifikasi bisa bermanfaat, karena bisa memperkokoh perkembangan AKU dan kepribadian anak, serta memberikan spirit kegairahan. Sedang tanpa identifikasi sama sekali, pribadi menjadi lemah, bisa jadi inferior, dan akan timbul banyak kecemasan serta macam-macam gejala neurotis (neuron = syaraf; neurotis = gangguan pada syaraf). Oleh karena itu proses identifikasi memainkan peranan besar bagi lancar tidaknya relasi anak muda terhadap orang tua, dan komunikasinya dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

Proses organis paling penting pada masa pubertas ini ialah: kematangan seksual. Kematangan seksual yang normal berlangsung pada usia k. l. 12 sampai 18 tahun. Namun ada kalanya kematangan seksual ini berlangsung lebih cepat atau lebih lambat dari usia 12-18 tahun. Sebab-musabab percepatan atau kelambatan itu belum dapat diterangka dengan jelas.

Kematangan seksual atau kematangan fungsi jasmaniah yang biologis ini berupa kematangan kelenjar kelamin, yakni testes (buah zakar, kelepir) untuk anak laki-laki, dan ovarium (indung telur) pada anak-anak gadis; beserta membesarnya alat-alat kelamin. Sebelumnya peristiwa tadi didahului oleh tanda-tanda kelamin sekunder. Tanda-tanda kelamin sekunder antara lain berupa: gangguan peredaran darah, jantung sering berdebar-debar, cepat menggigil, mudah capai, kepekaan pada susunan syaraf; juga pertumbuhan rambut pada alat kelamin dan ketiak, tumbuhnya cambang dan kumis pada anak laki-laki, dan perubahan suara. Sedang pada anak-anak gadis berlangsung meluasnya/melebarnya dada, tumbuhnya payudara, penebalan lapisan lemak disekitar pinggul, paha dan perut.

Akhirnya, tingkah laku gadis puber tadi menjurus pada free sex and free love (seks bebas dan cinta bebas), yang secara berangsur-angsur mengarah pada tingkah laku tuna susila dan a-moral lainnya. Pendidikan pada usia puber ini betul-betul menuntut pada orang tua, guru-guru dan pemimpin-pemimpin pemuda adanya Besinnung (kesadaran yang terang, pemawasan diri bersungguh-sungguh) dan KEBIJAKSANAAN; agar tidak terjadi salah tindak dan salah langkah, sehingga membuat anak muda menjadi lebih bingung dan lebih sengsara.

Anak-anak adolesens dan puber ini benar-benar tidak menyadari, bahwa perbuatan-perbuatan seksual bebas tanpa norma susila itu justru merupakan perbudakan dan pembelengguan diri oleh hawa nafsu seksual primitif yang tidak terkendali dan oleh fantasi-fantasi seksual yang fiktif.


Intelektualisasi yang ekstrim bisa menghambat perkembangan psikis yang wajar dari anak gadis. Sebab perasaan kewanitaan dan kehidupan fantasinya bisa terdesak, dan mengalami proses atrofi (melisut, mundur, merana, lumpuh tidak berfungsi). Potensi neuritas tadi jadi lebih intensif/kuat pada masa adolesens. Peristiwa ini disebabkan oleh:
1) Pengaruh pendidikan orang tua yang keras
2) Pengaruh dogma-dogma religius yang keras dari guru-guru agama yang fanatik
3) Ditambah dengan kumulasi (bertimbunnya) macam-macam konflik batin pada periode pubertas dan adolesensi
Reaksi anak gadis pada saat menstruasi pertama itu berbeda-beda; bergantung pada:
1) Kondisi psikis
2) Usia, dan
3) Pengaruh milieunya

Selanjutnya, gadis tadi lalu menampilkan motif-motif naif tentang kesakitan yang dihubungkan dengan cyclus/siklus menstruasinya. Jelasnya sebagai berikut:
1) Menstruasi itu di identikkan dengan satu “penyakit”
2) Penyakit ini lalu dikaitkan dengan “special care” atau pelayanan istimewa dan kasih sayang ekstra dari lingkungan, khususnya atensi dari ibu
3) Maka sakit pada masa menstruasi tadi dipakai sebagai olah-gerak-penyesatan atau “afleidings-manoevers” bagi kekerdilan batinnya.


Persentase total dari anak laki-laki pubertas dan adolesens yang melakukan onani sangat tinggi; diperkirakan berkisar antara 70-90%. Atas dasar inilah gejala onani bisa dianggap sebagai: peristiwa perkembangan yang normal pada usia pubertas dan adilesensi. Persentase yang tinggi tersebut khususunya terdapat pada anak laki-laki. Akan tetapi jika onani tersebut berubah sifatnya menjadi patologis atau gejala penyakit, maka peristiwa tersebut pastilah disebabkan oleh gangguan psikis yang lebih serius, yang bersarang dalam ketidaksadaran atau pada kehidupan di bawah sadar anak muda.
Masalah onani dalam batas-batas normal hendaknya dianggap sebagai satu jalan pemuasan terhadap kebutuhan yang alami. Yaitu kebutuhan kodrati, yang beralaskan pertimbangan-pertimbangan psikologis-biologis-sosial-moril tidak bisa dipuaskan secara wajar, terkecuali dengan melakukan onani.


Adapun kriteria pertimbangan paling tepat dalam penentuan eksesif tidaknya onani adalah sebagai berikut: melakukan onani yang terlalu intensif pada usia berapaun juga, merupakam simptom kondisi psikis yang abnormal, yang mengarah pada sifat neurotis. Juga bisa dianggap sebagai “zucht” atau nafsu ketagihan yang berlebih-lebihan dan patologis, yang bisa disamakan dengan nafsu ketagihan pada morfine dan alkohol.
Termasuk soft grugs ialah:ganja atau marihuana(mariyuana), yang disebut pula sebagai daun surga atau canabis sativa; yaitu merupakan narkotika alami yang mempengaruhi syaraf dan jiwa penderita tidak terlalu keras.


BAB VI
PENUTUP


1. Tujuan dari perkembangan ialah: menjadi manusia dewasa yang sanggup bertanggung jawab sendiri dan berdiri sendiri/mandiri. Maka tugas utama setiap orang tua dan pendidik ialah:
1) Memberikan fasilitas bagi perkembangan anak, dan
2) Membantu memperlancar perkembangan anak menurut irama dan temponya sendiri-sendiri.
2. Anak manusia hanya bisa memasuki dunia manusia, jika dia dibawa atau dimasukkan oleh manusia dewasa. Oleh sebab itu diperlukan pendidikan, khususnya bagi anak-anak dan orang-orang muda. Salah satu sukses dalam usaha/perjuangan manusia dewasa yang matang ialah:
1) Kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan hidup, dan
2) Mampu memikul duka derita serta segala cobaan hidup
3. Dengan berakhirnya masa adolesensi, tibalah orang muda pada masa kedewasaan. Secara ringkas dapat dinyatakan, bahwa ciri utama dari adolesensi ialah:
1) Mampu mengaitkan realitas dunia luar yang obyektif dengan AKU-nya (kehidupan jiwanya) sendiri, dan
2) Mampu mengendalikan dorongan-dorongan dari alam, untuk diarahkan pada tujuan yang berarti.
4. Gambaran pribadi manusia dewasa secara karakterologis dan normatif ialah: sudah berbentuk, dan relatif stabil sifatnya. Dengan kestabilan ini dimungkinkan usaha untuk:
1) memilih relasi sosial (kawan bergaul, dan kelak memilih suami/isteri)
2) memilih bidang studi
3) memilih profesi/pekerjaan, yang semuanya sifatnya stabil.
Perkembangan anak berbeda dengan psikologi anak karena empat hal, yaitu:
Pertama, psikologi anak lebih menitikberatkan pada isi atau hasil perkembangan sedangkan perkembangan anak mengenai proses dari hal tersebut. Misalnya, meskipun keduanya mempelajari masalah berbicara, dalam psikologi anak penekanannya lebih pada perbendaharaan kata anak dan apa yan dikatakannya. Sedangkan perkembangan anak penekanannya adalah pada bagaimana seorang anak belajar berbicara, dan kondisi yang menyebabkan variasi dalam pola ini.
Kedua, perkembangan anak lebih menekankan peran lingkungan dan pengalaman ketimbang psikologi anak. Tentu saja hal ini tidak berarti bahwa psikologi anak mengabaikan peran lingkungan dan pengalaman, tetapi penekanan hal tersebut lebih kurang dari pada yang dilakukan para ahli psikologi perkembangan.
Ketiga, psikologi anak mempunyai satu tujuan utama yaitu mempelajari bidang perilaku anak yang berbeda, sedangkan perkembangan anak mempunyai enam tujuan yaitu menemukan apa saja karakteristik perubahan usia dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari suatu periode perkembangan ke periode yang lain. Untuk menemukan kapan perubahan ini terjadi. Untuk menemukan dalam kondisi apa saja terjadinya perubahan ini. Untuk menemukan bagaimana perubahan ini mempengaruhi perilaku anak. Untuk menemkan perubahan ini dapat diramalkan atau tidak. Dan yang terakhir untuk menemukan apakah perubahan ini sifatnya individu atau sama bagi semua anak.
Keempat, sebagai ganti penekanan pada usia prasekolah dan usia sekolah anak anak, yang dilakukan pada penelitian awal dari para psikolog anak, para psikolog perkembangan anak telah memperluas bidang studinya ke dua arah, dari bayi yang baru lahir hingga anak usia puber. Karena laporan penelitian kedokteran telah menekankan pengaruh lingkungan pralahir yang menetap pada seorang anak, perkembangan anak sekarang mundur sampai ke saat konsepsi.
Pergeseran dalam minat dan tujuan ini berarti bahwa dibutuhkan jauh lebih banyak lagi penelitian. Psikologi perkembangan anak merupakan lapangan yang jauh lebih luas dibandingkan dengan psikologi anak, sehingga terjadi perkembangan kajian yang lebih komprehensif dan kompleks dalam hal kajian anak.


BAB VII
Daftar pustaka

1. Sumber : Buku Psikologi Perkembangan Anak : Mengenal Sifat dan Kemampuan Anak Penulis : Reni Akbar - Hawadi Penerbit : Grasindo
2. http://id.shvoong.com/social-sciences/1947247-psikologi-perkembangan-anak/ oleh: ishak
3. Hurlock, B Elizabeth. 1978. Child Development Sixth Edition. McGrawn-Hill.
4. Daftar Pustaka Hurlock, B Elizabeth. 1978. Child Development Sixth Edition. McGrawn-Hill.
5. Sumber : http://cerdaspos.blogspot.com/2008/07/psikologi-perkembangan-anak-ringkasan.html Oleh : EDI SUSILO,

Perkembangan psikologi anak dalam kehidupan sosial

PEREKEMBANGAN SOSIAL ANAK
BAB I
PENDAHULUAN


Proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga lebih berbentuk sebagai suatu sistem yang interaksional. Bahkan hubungan antara suami dan istri pun akan mempengaruhi perkembangan anak. Dapat di sederhanakan bahwa, Keluarga merupakan tempat pertama kali anak melakukan fungsi sosialisasinya. Proses yang terjadi antara anak dan orangtua tidaklah bersifat satu arah, namun saling mempengaruhi satu sama lain.

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan.


Dengan kita mengetahui perkembangan sosial anak maka kita dapat mengetahui bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ; mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak.


BAB II
PEMBAHASAN

Para ibu yang diam di rumah cenderung akan berlebihan mencurahkan seluruh perhatian dan energinya untuk mengurus dan mengawasi anak-anak mereka. Hal ini akan menimbulkan rasa kekhawatiran yang berlebihan pula dan akan menghambat proses kemandirian anak.

orangtua yang cenderung melepas keinginan anak akan menyebabkan anak tidak mampu mengontrol perilaku dan keinginannya dan dapat membentuk pribadi anak yang egois dan dominan. Sebagai jembatan dari kedua pola pengasuhan yang ekstrem tersebut, maka pola pengasuhan demokratis yang dapat menjadi solusi terbaik bagi para orangtua untuk dapat mengoptimalkan perkembangan psikologis anaknya. Orangtua yang demokratis menghendaki anaknya untuk tumbuh sebagai pribadi yang mandiri dan bebas namun tetap memberikan batasan untuk mengendalikan perilaku mereka. Dalam hal ini, cara-cara dialogis perlu dilakukan agar anak dan orangtua dapat saling memahami pikiran dan perasaan masing-masing. Hukuman dapat saja diberikan ketika terjadi pelanggaran terhadap hal-hal yang bersifat prinsip.

Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
2. Agresi (Agression)
3. Berselisih (Bertengkar)
4. Menggoda (Teasing)
5. Persaingan (Rivaly)
6. Kerja sama (Cooperation)
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
9. Simpati (Sympaty)

Teman Sebaya
Anak cenderung bermain dengan teman sesama jenis kelaminnya Dalam pergaulan ini anak belajar tentang konsep gender antara laki-laki dan perempuan dimana anak laki-laki seringkali saling mengajarkan perilaku maskulin dan anak perempuan juga saling mengajarkan kultur bagaimana menjadi wanita.Pada teman sebaya anak akan memperoleh informasi dan perbandingan tentang dunia sosialnya.
Anak juga belajar tentang prinsip keadilan melalui konflik-konflik yang terjadi dengan teman-temannya.




Sekolah
sekolah memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuan secara realistic dan sekolah juga berperan sebagai substansi keluarga dan guru subtitusi orang tua.Sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para anak mencapai tugas perkembangannya. Alasannya antara lain adalah bahwa sekolah memberi pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan konsep dirinya, anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah dari pada tempat lain di luar rumah, sekolah memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih keberhasilan,

Perkembangan psikologi anak dalam bersosialisasi di lingkungannya dapat di bagi menjdi beberapa fase, seperti ;
1. Fase Teman untuk bermain
2. Fase Teman untuk bersama
3. Fase Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Namun Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah satu factor status sosial anak.
Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.

Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain dengan demikian dapat membuat anak lebih baik dalam bergaulnya.


BAB III
KESIMPULAN


1. Proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak.

2. Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga semakin bagus.
3. Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya memiliki kepribadian yang baik.



BAB IV
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
2. LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
3. Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik , Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
4. Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).
5. Sumber http://www.masbow.com/2009/11/konteks-sosial-dalam-perkembangan-anak.html
6. www.garutkab.go.id/.../Perkembangan%20Psikologi%20Anak%20Dalam%20Kehidupan%20
7. http://community.um.ac.id/showthread.php?98439-Perkembangan-Psikologi-Anak-Dalam-Kehidupan-Sosial

Kamis, 11 November 2010

Perlunya Motivasi Dalam Bekerja

BAB I
PENDAHULUAN


Pemimpin sebuah perusahaan adalah individu yang mencapai hasil melalui para bawahan. Oleh karena itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para bawahannya berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu: kemampuan dan daya dorong. Kemampuan dan sifat-sifat pribadi, sedang daya dorong dipengaruhi oleh sesuautu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal lain di luar dirinya.

Daya dorong yang ada dalam diri seseorang, sering disebut motivasi. Daya dorong di luar diri seseorang, harus ditimbulkan pemimpin dan agar hal-hal di luar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih berbagai sarana atau alat yang sesuai dengan orang itu.


Di sekitar tahun 1950 kebanyakan orang menganggapan bahwa daya dorong itu adalah ketakutan, pada akhirnya ternyata bukan demikian. Pengertian yang mendalam kepada manusia ternyata menjadi kunci ditemukannya daya pendorong manusia untuk bertindak.


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berarti motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. motivating atau pendorong kegiatan misalnya: “pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memberikan insprasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan individu atau karyawan agar mereka besemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari individu tersebut.

definisi atau pengertian motivasi kerja menurut seorang penulis sebagai berikut:

• M. Manullang memberikan pengertian motivasi sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pemimpin memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain,Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan individu karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari individu tersebut.


B. Dasar-dasar Pokok Motivasi Kerja

Pada dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan., sumber motivasi ada tiga faktor, yakni (1). Kemungkinana untuk berkembang, (2). Jenis pekerjaan ,dan (3). Apakah mereka dapat merasa bagga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Di samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yakni: rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif. Lingkungan kerja yang menyengangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil dari manajemen. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, pekerjaan yang menarik menantang, kelompok dan rekan-rekan kerja yang menyenangkan, kejelasan akan standar keberhasilan, output yang diharapkan serta, bangga terhadap pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor pemicu kerja karyawan.

Pada dasarnya proses dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencapai jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi. Sebagai contohnya, beberapa karyawan secara regular menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbicara atau mendiskusikan sesuatu di kantor, yang sebenarnya hanya untk memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah ini sebagai suat usaha yang bagus, namun tidak produktif dapat mewujudkan hasil kerja atau target kerja.


C. Teori Motivasi Kerja

Teori A. H. Maslow

Teori motivasi yang sangat terkenal adalah toeri kebutuan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow bahwa pada setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan, yaitu: kebutuhan secara fisiologis, rasa aman, social, penghargan dan aktualisasi diri. Seperti terlihat pada gambar berikut:



Aktualisasi diri

Kebutuhan untuk menggunakan , skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap Sesutu


Penghargaan diri

Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang lain


Kepemilikan sosial

Kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai


Rasa aman

Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup


Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, seksual, sebagai kebutuhan terendah



Diagram di atas menjelaskan bahwa urutan dan rangkaian kebutuhan seseorang selalu mengikuti alur yang dijelaskan oleh teori Maslow. Semakin ke atas kebutuhan seseorang semakin sedikit jumlah atau kuantitas manusia yang memiliki kriteria kebutuhannya, contohnya kebutuhan kategori self actualization/kebutuhan kebebasan diri untuk merealisasikan cita-cita/harapan individu untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Jika dilihat dari struktur dan keadaan masyarakat Indonesia, sumber daya manusia kita masih banyak pada peringkat kebutuhan fisiologis.


D. Motivasi Bersifat Positif

Setiap pemimpin harus mempelajari setiap perilaku karyawan agar bisa menggunakan motivasi yang tepat dan cocok.

• Penghargaan terhadap pekerjaan

Kebanyakan manusia senang menerima pengakuan terhadap pekerjaan yang diselesaikannya dengan baik, berdiam diri saja tidak cukup. Terutama apabila pekerjaan baik dihargai tanpa, komentar, sementara pekerjaan jelek selalu diberikan teguran. Bagaimana penghargaan terhadap pekerjaan yang teselesaikan dengan baik akan menyenangkan hati itu.

• Komunikasi dan informasi

Pemberian informasi yang jelas akan sangat berguna untuk menghindari adanya gosip, desas-desus dan sebagainya harus ada informasi dan komunikasi kepada karyawan dengan baik, jelas dan terperinci. Hasilnya, setelah diberikan penjelasan atau informasi, mereka akan bersemangat atau termotivasi dalam bekerja.

• Persaingan, partisipasi dan kebanggaan

Pada umumnya, setiap orang sering bersaing secara sehat dan jujur. Sikap dasar ini bisa di manfaatkan oleh para pemimpin dengan memberikan motivasi persaingan yang sehat dalam menjalankan tugasnya. Pemberian hadiah untuk yang menang merupakan bentuk motivasi postif. Dengan dijalankannya partisipasi ini bisa di peroleh manfaat, seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik karena banyak sumbangan pikiran, adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan. Kebanggan disini sebagai alat motivasi dengan persaingan dan pemberian penghargaan.


E. Berbagai Pandangan Motivasi Kerja Dalam Organisasi

Kita tahu jepang menjadi salah negara sukses di asia dan dunia. Pada artikel kali ini kita akan membahas motivasi kerja apa saja sih yang membuat kebanyakan orang disana sukses.Mungkin banyak faktor yang membuat semua itu terjadi.

Mungkin motivasi dibawah inilah, yang membuat kebanyakan masyarakat jepang hidup makmur seperti sekarang ini :

1. Kerja Keras
Tentu ini motivasi yang patus kita contoh! Sama seperti kebanyakan orang-orang di Asia Timur. Mereka menjadi pekerja keras dalam hidupnya.

Kata mutiara motivasi : Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada adalah kita kurang bekerja keras.

2. Pantang Menyerah
Masyarakat jepang untuk ini benar-benar membuktikannya. Dulu mereka setelah porak-poranda akbiat perang dunia ke II. Hanya membutuhkan waktu tidak lama untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dunia.

Pesan Motivasi : Menyerahlah jika peluang benar-benar sudah habis. Tapi selagi masih ada satu harapan, Raihlah dengan kerja keras dan anda pasti SUKSES.

3. Menjaga Kehormatan
Jika kamu sering melihat film atau mungkin mengikuti artikel berita di TV, sesekali pasti mendengar istilah Harakiri yaitu bunuh diri dengan menusukkan pedang ke perut. Itu dilakukan oleh masyarakat disana karena mereka tahu malu.

Masih ingat Menteri Kesehatan Jepang yang mengundurkan diri karena melakukan kesalahan. Atau pejabat yang akhirnya bunuh diri karena telah melakukan korupsi. Atau pelajar yang bunuh diri karena nilainya jelek. Dan menjadikan orang jepang menjadi nomer satu dalam kasus bunuh diri.

4. Rajin Membaca
Membaca seperti menjadi sebuah budaya di Jepang. Bukanlah hal yang aneh melihat orang bejalan sambil membaca.Atau saat anda masuk ke kereta listrik, disana bisa dilihat banyak orang yang membaca.

Banyak-banyaklah membaca artikel, apalagi sekarang sudah zaman internet anda bisa mendapatkan artikel tentang berbagai hal mulai dari komputer, motivasi, sejarah, ekonomi dsb. Karena dengan lebih banyak mengetahui informasi dibanding lawan, anda sudah lebih dekat ke tujuan.

5. Menjaga Tradisi
Motivasi yang ini patut kita contoh. Mengapa? bayangkan saja dengan kemajuan tekhnologi dan ekonomi. Mereka tetap tidak meninggalkan tradisi. Bahkan bintang pernah menonton berita yang memperlihatkan “Laptop dikasih jampi-jampi supaya tidak terkena masalah”.

Berikut berbagai motivasi diri:

- Model tradisional

Model motivas tradisional dihubungkan dengan tokoh Fredrick Taylor untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para pemimpin menggunakan sistem upah. Semakin banyak mereka menghasilkan/mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan mereka.

- Model hubungan manusiawi

Elton Maya dan peniliti tentang hubungan manusia lainnya menemukan bahwa kontak sosial yang dialami mereka, dan kebosanan serta rutinitas pekerjaan merupakan hal-hal yang mengurangi motivasi dalam bekerja. Sehingga mereka menganjurkan para pemimpin bisa memotivasi karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial dan membuat mereka merasa penting dan berguna. Perusahaan mencoba untuk mengakui kebutuhan sosial karyawan dan mencoba memotivasi mereka dengan meningkatkan kepuasan kerja. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam pekerjaannya. Dalam model atasan mereka memperlakukan dengan baik dan tenggang rasa juga penuh perhatian atas kebutuhan mereka.

- Model sumber daya manusia

Tugas pemimpin dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.


F. Insentif Bagi Para Pemimpin dan Eksekutif

1. Insentif jangka pendek bonus tahunan

Hal ini bertujuan untuk motivasi kinerja jangka pendek dari para pemimpin dan dikaitkan dengan keuntungan perusahahaan. Bonus ini dapat menghasilkan penyesuaian kurang lebih 25% lebih dari total pembayaran.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam hal ini adalah:

1. Penghargaan perorangan

Biasanya sebuah bonus target (dan juga jumlah maksimum, barangkali dua kali lipat bonus target) ditetapkan bagi setiap posisi yang memenuhi syarat, dan penghargaan aktual mencerminkan kinerja seseorang. Perusahaan menghitung peringkat kinerja bagi setiap pemimpin, menghitung perkiraan bonus total awal, dan membandingkan total jumlah uang yang dibutuhkan dengan dana bonus yang tersedia. Jika diperlukan, mereka kemudian menyesuaikan perkiraan bonus perorangan.

Perusahaan harus memiliki peraturan yang tepat, antara lain: jangan membayar pembuat kinerja yang luar biasa dengan jumlah yang kurang daripada target penghargaan mereka, bagaimanapun kinerja organisatoris dana berikan mereka penghargan yang lebih besar daripada yang anda berikan bagi pemimpin lainnya.

2. Insentif jangka panjang

Pengusaha menggunakannya untuk memasukkan perspektif kedalam keputusan para eksekutif mereka, dengan memberikan mereka mengakumulasikan modal (biasanya opsi untuk membeli saham perusahaan) yang hanya dapat dibuangkan setelah sejumlah tahun tertentu.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan


- Motivasi artinya dorongan, bertujuan untuk menggiatkan individu atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari individu tersebut.

- Sumber motivasi ada 3 yakni kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan dan apakah merka dapat merasa bangga menjadi bagian dari peusahaan tempat mereka bekerja.

- Setiap pemimpin itu harus mempelajari setiap prilaku karyawan agar bisa menggunakan motivasi yang tepat dan cocok-seperti penghargaan terhadap pekerjaan, komunikasi dan informasi, pesaingan peristiwa dan kebanggaan.










DAFTAR PUSTAKA


M.Manullah, Manajemen Personalia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2001.

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo , 2006

M.Ma’ruf Abdullah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Banjarmasin, Antasari Press, 2007

Bary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Indonesia, PT Indeks Gremadia, 2005

Kamis, 04 November 2010

Dilarang merokok

Merokok sering menjadi persoalan kesahatan sanagatlah perlu di perhatikan di semua kalangan masyarakat kita, yang tidak lah asing bagi kita melihat di segala umur, masyarakat kita ini berokok telah menjadi perihal yang biasa.


Terlebih merokok di tempat yang sanggat dilarang,  selain membahayakan si perokok itu sendiri sudahlah pasti membahayakan keselamatan orang di sekitar kita, di SPBU contohnya, lihatlah gambar diatas, hali ini bukanlah contoh yang baik.

Ditinjau dari segi Agama, MUI juga sudah menctuskan haramnya akan merokok, namun himbauan ini ternyata tidaklah menyurutkan niat para perokok untuk menghentikan kebiasaan mereka ini.