Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian
dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini
merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian
perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam
hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih
difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU
akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini
adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll.
Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu
dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras
untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional,
kinerja, dan target biayanya.
Arsitektur komputer ini paling tidak mengandung 3 sub-kategori:
- Set instruksi (ISA)
- Arsitektur mikro dari ISA, dan
- Sistem desain dari seluruh komponen dalam perangkat keras komputer ini
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan arsitektur computer
Ketika
meneliti arsitektur computer tertentu atau arsitektur computer rumpun, anda
dapat memberlakukan keenam ukuran ditambah lagi dengan kompatibilitas. Namun,
secara umum, ada empat ukuran pokok yang menentukan keberhasilan arsitektur,
yaitu manfaat arsitekturalnya :
1.
Daya serap. Sebaiknya, arsitektur ditunjukkan
untuk aplikasi yang telah ditentukan.
2.
Daya tempa. Bila arsitektur lebih mudah
membangun sisitem yang kecil, maka ia akan lebih baik.
3.
Daya kembang. Lebih besar daya kembang
arsitektur dalam daya komputasi, ukuran memori, kapasitas I/O, dan jumlah
prosesor, maka ia akan lebih baik.
4.
Kompatibilitas (daya serasi-pasang). Lebih kompatibelnya
arsitektur dengan computer sebelumnya dari rumpun yang sama, maka ia akan lebih
baik.
Struktur kognisi terdiri dari 2 kata, yaitu struktur dan
kognisi. Menurut Piaget, struktur disebut juga scheme (skemata/Schemas).
Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih
dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia
dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur kognisi manusia adalah suatu unsur yang saling berhubungan antara satu sama yang lain yang saling berakomodir atau saling melengkapi antara fungsi-fungsi, skema. Seperti bagian otak yang mengakomodir unsur bagian -bagian tubuh manusia yg menjadikan suatu sistem yang kompleks. Sedangkan untuk struktur kognisi arsitektur computer adalah suatu unsur yang saling melengkapi, tetapi tidak sekompleks struktur kognisi dari manusia, karena struktur kognisi arsitektur terdiri hanya dari perangkat keras yang didesain seperti CPU, RAM, Memori, Procesor.
Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur kognisi manusia adalah suatu unsur yang saling berhubungan antara satu sama yang lain yang saling berakomodir atau saling melengkapi antara fungsi-fungsi, skema. Seperti bagian otak yang mengakomodir unsur bagian -bagian tubuh manusia yg menjadikan suatu sistem yang kompleks. Sedangkan untuk struktur kognisi arsitektur computer adalah suatu unsur yang saling melengkapi, tetapi tidak sekompleks struktur kognisi dari manusia, karena struktur kognisi arsitektur terdiri hanya dari perangkat keras yang didesain seperti CPU, RAM, Memori, Procesor.
Bloom membagi kemampuan kognisi manusia ke dalam 6
tingkatan.
1. Tingkat
Pengetahuan (Knowledge Level)
Berisikan
kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, faktafakta,
gagasan,
pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta
menjelaskan
manajemen kualitas (quality management), orang yg berada di level ini bisa
menguraikan
dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yg berkualitas,
standar
kualitas minimum untuk produk, dsb.
2. Tingkat
Pemahaman (Comprehension Level)
Dikenali
dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel,
diagram,
arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg
diuraikan
dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb.
3.
Tingkat Aplikasi (Application Level)
Di
tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur,
metode,
rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi
informasi
tentang
penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat
aplikasi
akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas
dalam
bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
4. Tingkat
Analisis (Analythical Level)
Di
tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagibagi
atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali
pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab
dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini
seseorang
akan
mampu memilahmilah
penyebab
meningkatnya reject, membandingbandingkan
tingkat
keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam
tingkat
keparahan yg ditimbulkan.
5. Tingkat
Sintesa (Synthesis Level)
Satu
tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan
struktur
atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu
mengenali
data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg
dibutuhkan.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan
solusi
untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua
penyebab turunnya kualitas produk.
6. Tingkat
Evaluasi (Evaluation Level)
Dikenali
dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,
metodologi,
dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk
memastikan
nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer
kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan
berdasarkan
efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb
Sistem pengolahan kognisi manusia terdiri atas:
pengolahan perseptual, pengolahan intelektual (kognitif), dan pengendalian
motrik yang ketiganya berinteraksi dengan pengingat manusia. Model ini
mempunyai kesamaan dengan komputer konvensional yang memiliki pengolah,
prosesor pengingat, dan interaksi antara keduanya melalui bus. Perbandingan ini hanya
di maksud untuk memudahkan dalam memahami cara kerja komputer dengan sistem
pengolahan dalam kognisi manusia yang tidak menyajikan operasi dalam diri
manusia. Pada kenyataannya otak manusia terdiri atas sekian banyak jaringan
syaraf pararel yang memungkinkan manusia melakukan sejumlah aktivitas secara
pararel pula.
Sehingga analisa yang mendasar antara struktur kognisi
manusia dan arsitektur komputer adalah
Struktur kognisi manusia merupakan bagian atau komponen yang terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan berdasarkan sistem, skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi yang membentuk suatu kematangan dan pengalaman otak dalam menjalankan kehidupan sosial bagi seorang manusia. Mempunyai struktur yang sangat kompleks.
Struktur kognisi manusia merupakan bagian atau komponen yang terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan berdasarkan sistem, skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi yang membentuk suatu kematangan dan pengalaman otak dalam menjalankan kehidupan sosial bagi seorang manusia. Mempunyai struktur yang sangat kompleks.
Sumber :
tanzir.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12057/kuliah2.pdf)
Suryadi H.S .Pengantar Arsitektur computer.Penerbit
Gunadarma. 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar